Senin, 26 Februari 2024

BAHAN BACAAN MID SEMESTER_PKWU_X_SEM. GENAP_23-24

 


DOWNLOAD

SUB UNIT 1 : PERENCANAAN PROYEK

PRODUK KERAJINAN AKSESORIS INTERIOR RUMAH TANGGA (HOME DECOR) TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA

Di masa lalu, bentuk kerajinan seperti gerabah, keranjang, tikar, patung, motif ukiran telah menjadi bagian dari bangunan tradisional dan sebagai alat-alat yang dapat dimanfaatkan dalam hidup sehari-hari. Berjalannya waktu, bentuk-bentuk kerajinan ini berkembang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun juga sebagai elemen dekoratif. Perkembangan desain produk aksesoris rumah tangga (home decor) pun semakin variatif mengikuti perkembangan gaya hidup yang selalu dinamis.

Keragaman budaya Indonesia saat ini telah sering dimanfaatkan sebagai sumber gagasan dalam pengembangan produk interior rumah tangga. Bentuk-bentuk peninggalan tradisi dari suku-suku dan bentuk kepercayaan masyarakat di Nusantara yang kaya dan beragam menjadi sumber gagasan yang tiada habisnya. Pemanfaatan sumber daya alam lokal menjadi alternatif yang menarik dalam mengembangkan produk kerajinan rumah tangga yang unik baik bagi pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Berikut ini beberapa contoh produk interior yang dapat dikembangkan dengan terispirasi budaya Nusantara.

Gambar 2.1 Hiasan dinding cermin

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

Bentuk jendela kayu dengan ukiran dari Jepara yang seringkali dipakai sebagai hiasan dinding. Keberadaannya sebagai bagian dari elemen dekoratif interior rumah menambah keindahan estetik rumah bagi penghuninya.

Gambar 2.2 Lampu meja bermotif mega mendung

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

Lampu meja berbentuk dome dengan ukiran bermotif mega mendung berbahan tembaga atau tembikar. Lampu meja digunakan sebagai alat penerangan fungsional namun juga sebagai elemen estetik pada penataan interior rumah.

Gambar 2.3 Hiasan dinding

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

Hiasan dinding berbentuk daun yang terinspirasi dari berbagai bentuk daun dan bunga yang mudah ditemukan di alam Indonesia. Dibuat dari bahan logam tipis.

Gambar 2.4 Benda pakai kebutuhan sehari-hari

Sumber gambar:Kemdikbud/Tina Kamihadi

Benda pakai kebutuhan seharihari seperti nampan, termos, gelas, dengan motif dan ragam hias khas Nusantara.

 

 

MATERI PRODUK AKSESORIS INTERIOR NUSANTARA

PRODUK AKSESORIS INTERIOR RUMAH TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA NON OBJEK

Rumah adalah tempat dimana kita menghabiskan waktu terbanyak setelah sibuk dengan aktivitas sehari-hari. Rumah menjadi tempat dimana kita beristirahat, melakukan aktivitas bersama keluarga ataupun teman, dan bahkan mengerjakan hobi kita. Sebuah rumah yang tertata dengan dihiasi produk-produk aksesoris rumah tangga (home decor) yang menarik tentunya akan membantu kita untuk lebih betah dan nyaman di rumah.

 

Gambar 2.5 Produk Aksesoris Interior

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

 

Fungsi produk aksesoris interior rumah tangga secara umum terbagi menjadi fungsi pakai dan fungsi dekoratif (hias). Produk aksesoris interior rumah tangga dengan fungsi pakai dibuat terutama untuk memenuhi nilai guna dari produk tersebut. Sementara produk aksesoris interior rumah tangga dengan fungsi hias dibuat dengan mengutamakan nilai estetis/keindahannya sebagai elemen dekoratif pada ruangan. Dewasa ini, kita sering menemukan produk aksesoris interior rumah tangga yang tidak hanya memiliki fungsi pakai, namun juga didesain unik dan menarik sehingga tetap sesuai untuk menjadi elemen dekoratif ruangan rumah tinggal. Hal ini bertujuan untuk menambah nilai ekonomis/nilai jual dari produk aksesoris interior rumah tangga yang dibuat. Produk yang bernilai guna dan unik serta menarik disaat yang bersamaan akan lebih diminati oleh masyarakat luas.

Dalam membuat produk kerajinan aksesoris interior dengan fungsi utama sebagai elemen dekoratif ruang, maka perlu adanya beberapa unsur penting yang harus dipertimbangkan seperti: keterampilan tangan (kemampuan teknik pembuatan), unsur ragam hias serta unsur estetika yang melingkupi bentuk, warna dan komposisi. Kemampuan memodifikasi berbagai bahan dan teknik lokal akan menghasilkan produk kerajinan yang unik dan segar.

Pada unit satu, telah dijelaskan bahwa sumber inspirasi budaya Nusantara bagi produk kerajinan dapat bersumber dari objek/artefak Nusantara dan dari bentuk budaya Nusantara non objek. Unit ini akan fokus kepada pengembangan produk aksesoris interior rumah tangga yang terinspirasi dari bentuk budaya Nusantara non objek.

 

CONTOH PRODUK INTERIOR FUNGSI PAKAI YANG TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA NON OBJEK TEMPAT LILIN

Gambar 2.6 Tempat lilin -

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

Contoh pengembangan bentuk tempat lilin yang bernilai fungsi namun tetap mengutamakan estetika sebagai elemen dekorasi interior, terispirasi dari lekuk tubuh penari tradisional (penyederhanaan bentuk/simbol). Lekuk tubuh penari diinterpretasikan dalam simbol garis tipis sederhana yang menghasilkan desain produk kerajinan logam yang modern dan unik.

 

CONTOH PRODUK INTERIOR FUNGSI HIAS YANG TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA NON OBJEK HIASAN DINDING

Gambar 2.7 Hiasan Dinding dari Topeng Kayu

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

 

Pengembangan fungsi topeng (karakter) yang biasanya digunakan dalam upacara masyarakat adat Sulawesi menjadi hiasan dinding sebagai bagian dari fungsi dekoratif interior.

 

 

Materi Sumber Daya Dan Nilai Ekonomis Produk Pengelolaan Sumber Daya dan Nilai Ekonomis

Membicarakan mengenai sumber daya pada produk kerajinan yang dipersiapkan sebagai produk komersil akan selalu berhubungan dengan kemampuan manjemen usaha produk. Manajemen berkaitan erat dengan berbagai bidang, bentuk, dan organisasi serta tipe kegiatan. Dalam manajemen usaha terdapat enam unsur yang saling berkaitan.

1. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia merujuk pada kemampuan keterampilan manusia yang terlibat dalam produksi produk dan pemasarannya. Pilihan kemampuan teknik yang telah terkuasai dengan baik memudahkan produksi kerajinan.

2. Sumber keuangan

Modal usaha atau modal awal merupakan salah satu unsur yang penting untuk dipertimbangkan. Dalam perhitungan keuangan, tidak hanya modal usaha yang harus dipertimbangkan, tetapi juga Breakeven Point-nya yang akan mempengaruhi penentuan harga jual dari produk kerajinan yang dibuat.

3. Materi/bahan

Pada produksi kerajinan, pemilihan bahan setengah jadi dan bahan jadi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Kemudahan dalam mendapatkan bahan, peluang inovasi, efektivitas. dan lain-lain berhubungan langsung dengan bahan produk kerajinan yang akan dipilih.

4. Mesin/alat

Ketersediaan alat yang dibutuhkan untuk membuat produk kerajinan mempermudah efisiensei rjka dalam proses produksi

5. Metode

Metode yang dimaksudkan di sini adalah penetapan pelaksanaan kerja tugas yang diberikan secara seefisien mungkin baik secara waktu, keuangan, maupun pemasaran.

6. Pasar

Pemasaran adalah faktor penting pada kesuksesan produk kerajinan. Target pasar dan produk yang tepat dapat mempermudah penjualan produk yang dihasilkan. Perhatikan juga daya beli pasar dalam perhitungan harga produk.

 

Sumber daya lokal sebagai bahan produk kerajinan

Indonesia memilki potensi alam yang sangat kaya. Hal ini didukung oleh area daratan dan lautan Nusantara yang terdiri dari pulau-pulau yang menyebar dengan kondisi alam yang berbeda-beda. Setiap daerah di Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam dan buatan yang berbeda-beda pula, dan dapat dijadikan ciri khas dari produk kerajinan aksesoris interior rumah tangga yang akan dibuat.

Beberapa sumber daya alam yang banyak tersedia di daerah-daerah di Nusantara antara lain adalah: bambu, kayu, rotan, batuan alam, logam, batok kelapa, kerang, tanah liat, benang rami, katun, dan lain sebagainya.

1. Tanah liat

Tanah liat adalah bahan yang mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahan tanah liat sedari dulu telah dimanfaatkan dalam pembuatan gerabah dapur dan kehidupan sehari-hari. Karakteristik tanah liat yang fleksibel, lunak dan mudah dibentuk, membuat tanah liat cukup populer untuk dipilih sebagai bahan utama pembuatan produk kerajinan.

2. Logam

Karakteristik bahan logam mudah dibentuk dengan teknik cetak, serta memberikan tampilan yang unik dan menarik, menjadikan bahan ini menjadi salah satu bahan favorite dalam pembuatan produk kerajinan.

3. Tali

Tali merupakan bahan yang saat ini memiliki banyak ragam pilihan tekstur dan warna baik yang terbuat dari serat alam maupun serat sintetis. Karakteristik tali yang lemas, fleksibel dan mudah dibentuk simpul, memberikan kebebasan bagi perajin untuk membuat berbagai produk.

 

 

 

SUB UNIT 2 : PERANCANGAN PRODUK

 

Materi Pengolahan Bentuk/Ragam Hias

Pengolahan bentuk dan ragam hias dibedakan melalui perwujudannya

1. Bentuk figuratif (realis/representatif)

Gambar 2.16 Patung

Sumber gambar: detik.com/Rifkianto Nugroho/2021

Merupakan tiruan dari bentuk alam seperti tumbuhan, binatang ataupun manusia. Bentuk figuratif mengangkat bentuk yang nyata sesuai aslinya, tanpa mengubahnya menjadi bentuk abstrak.

 

2. Bentuk nonfiguratif (imajinatif/nonrepresentatif)

Gambar 2.17 Pajangan

Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi

Merupakan kebalikan dari bentuk figuratif, dimana bentukan ini berusaha melepaskan diri dari bentuk-bentuk tiruan yang ada di alam. Bentuk nonfiguratif biasanya memiliki sifat abstrak.

 

 

Contoh eksplorasi bentuk/ragam hias figuratif dan nonfiguratif.

Gambar 2.18 Eksplorasi bentuk dan ragam hias

Sumber Gambar Kemdikbud/Tina Kamihadi

 

 

 

SUB UNIT 3 : PEMBUATAN PRODUK

Materi Eksplorasi Teknik

Teknik Makarame

Teknik makrame biasanya dibuat dengan memanfaatkan bahan tali, teknik ini telah lama dikenal luas di Indonesia sebagai pilihan teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan. Pemanfaatan teknik makrame tidak terbatas pada produk kerajinan fesyen, namun juga merambah pada produk-produk aksesoris interior rumah tangga. Teknik makrame banyak digunakan tidak hanya karena kemudahan mendapatkan bahan yang diperlukan, namun juga karena teknik ini cenderung sederhana dan fleksibel untuk digunakan sesuai kebutuhan. Dewasa ini, teknik makrame yang digunakan pada bahan tali seringkali dimodifikasikan dengan berbagai bahan yang berbeda seperti logam, kayu, tanah liat/gerabah dan lain-lain. Modifikasi bahan dan teknik ini menghasilkan produk kerajinan aksesoris interior rumah tangga yang beragam, menarik dan inovatif serta bernilai jual tinggi.

Teknik makrame adalah seni mengikat dengan berbagai jenis simpul sehingga membentuk pola tertentu. Keterampilan membuat bermacam-macam simpul ini dengan kombinasi yang berbeda-beda akan menghasilkan beragam variasi tekstur dan motif yang sangat luas. Jenis tali yang seringkali dipakai dalam pembuatan produk kerajinan dengan teknik makrame sangat bervariatif, antara lain tali katun, tali rami, benang wool, tali kapal, dan lain sebagainya

Gambar 2.22 Teknik makrame

Sumber gambar: merdeka.com/2020

 

Teknik Dasar Makrame

Gambar 2.23 Teknik dasar makrame

Sumber gambar:Plenary Publications International, Incorporated, New York/Sue, Laura dan Rachel Preston, Deborah Susswein/84

 

Teknik Membentuk dengan Tanah Liat

Pembuatan bentuk dengan tanah liat baik dalam bentuk relief ataupun 3D (patung) umum dipakai dalam pembuatan produk kerajinan. Tanah liat yang memiliki karakteristik yang lunak dan sangat mudah dibentuk memberikan kemungkinan perkembangan bentuk dan relief yang sangat kaya. Berikut adalah beberapa teknik yang seringkali dipakai dalam pembuatan bentuk/ragam hias dengan memanfaatkan bahan tanah liat:

1. Teknik pinching

Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan tekanan yang dilakukan dengan jari tangan untuk mencapai bentuk yang diinginkan. Setelah bentuk yang diinginkan tercapai, maka dapat dilanjutkan dengan menghaluskan bentuk menggunakan kuas atau kain halus.

2. Teknik pilin/coiling

Teknik membuat bentuk dengan memilin tanah liat seperti tali. Ukuran setiap pilinan dapat disesuaikan dengan keinginan.

3. Teknik slab

Teknik membuat bentuk dengan membuat tanah liat membentuk lempengan yang ditumpuk. Tumpukan lempengan tersebut kemudian dapat dibentuk dengan menggunakan alat butsir.

4. Teknik cetak/casting

Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cetakan dari bentuk yang diinginkan terlebih dahulu. Bahan tanah liat yang akan digunakan untuk membuat bentuk akan dijepitkan pada cetakan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu menggunakan cetakan bivalve (cetakan yang memiliki dua sisi simetris).

Tulisan disarikan dari tirto.id/Anissa Wakidah/2021

Gambar 2.24 Teknik membentuk dengan tanah liat

Sumber gambar: Unsplash/Alex Jones/2021

Setelah tanah liat selesai dibentuk, maka dapat dilakukan pengeringan dengan memanfaatkan rak-rak pengering. Sebaiknya tanah liat dikeringkan dalam suhu ruang untuk menghindari retak. Pada saat tanah liat telah benar-benar kering, maka dapat dilakukan pembakaran dengan memanfaatkan oven/kiln dan dilanjutkan dengan proses pengglasiran keramik.

 

Materi Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Produk Kerajinan

Pengaruh Pendekatan Ergonomis Pada Desain & Pengembangan Produk

Ergonomis berasal dari kata ergonomi yang berarti metoda dalam perancangan produk atau furniture agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan pengguna. Ergonomis adalah kata sifat dari ergonomi yang berarti desain yang bersifat ergonomi dimana desain disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan pengguna.

Dalam mengembangkan sebuah produk aksesoris interior dan eksterior, kita dapat menggunakan beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan analisis bentuk yang ergonomis. Pendekatan ergonomis pada sebuah desain produk akan memastikan pengguna dapat menggunakan produk yang dihasilkan dengan lebih nyaman dan mudah.

Pengembangan produk yang memiliki kesadaran ergonomis membutuhkan target pengguna yang jelas. Misalnya produk tersebut akan digunakan oleh perempuan atau laki-laki, dewasa ataupun anakanak. Selain itu, produk yang dihasilkan sebaiknya memberikan rasa nyaman secara fisik kepada pengguna contohnya pada kursi kerja, dimana bentuk lengkung dan proporsi kursi menentukan rasa nyaman pengguna saat duduk untuk waktu yang lama. Selain aman dan nyaman, produk kerajinan juga harus mudah untuk digunakan atau dipegang, sehingga pengguna tidak malas ketika harus menggunakan produk yang dibuat.

 

Contoh pertimbangan ergonomis saat mendesain produk:

Pada gambar kiri, produk penyimpanan dengan posisi berdiri menyebabkan kelelahan pada lengan pengguna. Gambar kanan, desain memikirkan analisis ergonomis sehingga lengan dapat tetap sejajar dengan tubuh. Posisi ini dapat mengurangi kelelahan saat beraktivitas.

Penerapan ergonomis pada alat pemotong (tang). Gambar kiri akan menyebabkan kelelahan pada pergelangan tangan. Sementara bentuk yang berbeda dapat menghindarkan kelelahan yang sama.

Posisi pergelang tangan saat menggunakan produk usahakan dapat tetap sejajar.

Benda pakai kebutuhan seharihari seperti nampan, termos, gelas, dengan motif dan ragam hias khas Nusantara.

Contoh lain adalah keberadaan lampu setempat untuk membantu kegiatan membaca, bekerja, belajar, dll. Penggunaan lampu belajar membantu mata kita untuk tidak mudah lelah.

Gambar 2.25 Prinsip-prinsip Ergonomis

Tulisan disarikan dari 10 Principles of Ergonomics; ©Dan MacLeod, 1990, 2008

 

Materi Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual

Cara Menghitung Biaya Produksi dan Harga Jual Menghitung Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang selama proses pengelolaan pembuatan produk dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Contoh: Peserta didik memproduksi cermin dengan output barang jadi sebanyak satu sampai tiga variasi bentuk cermin (unit) untuk dijual. Berikut adalah contoh rincian biaya satuan produksi cermin :

Biaya pembelian bahan baku = Rp 50.000,00

Biaya tenaga = Rp 50.000,00

Biaya listrik = Rp 5.000,00

Biaya sewa peralatan = Rp 5.000,00

Kemasan = Rp 20.000,00

Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu produk cermin = Rp130.000,00 per unit.

Berdasarkan total pengeluaran tersebut, selanjutnya ditentukan biaya produksi untuk jumlah cermin yang diproduksi dengan cara mengalikan total biayanya dengan total jumlah produk.

Perhitungannya adalah Rp130.000,00 x 3 = Rp390.000,00

Jadi total biaya produksi = Rp390.000,00

Total BEP yang didapat dari hasil perhitungan di atas dapat membantu menentukan harga jual produk sebagai berikut:

Menghitung Harga Jual

Bagaimana menghitung harga jual sehingga wirausaha sederhana yang kita rintis dapat memperoleh laba dan mengalami pertumbuhan? Kenaikan (markup) biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya produk. Harga Jual = Harga Produk + (Harga Produk × % Markup)

Perhitungannya adalah Rp130.000,00 + (Rp130.000,00 × 20%) = Rp156.000,00.

Jadi, harga jual produk menjadi Rp156.000,00 per unit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI UAS_12. SOSIAL &HUMANIORA_SENI BUDAYA_GJL.25-26

  UNDUH MATERI