SUB UNIT 1 : PERENCANAAN PROYEK
PRODUK KERAJINAN AKSESORIS INTERIOR RUMAH TANGGA (HOME DECOR) TERINSPIRASI
BUDAYA NUSANTARA
Di masa lalu, bentuk kerajinan
seperti gerabah, keranjang, tikar, patung, motif ukiran telah menjadi bagian
dari bangunan tradisional dan sebagai alat-alat yang dapat dimanfaatkan dalam
hidup sehari-hari. Berjalannya waktu, bentuk-bentuk kerajinan ini berkembang
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun juga sebagai elemen dekoratif.
Perkembangan desain produk aksesoris rumah tangga (home decor) pun
semakin variatif mengikuti perkembangan gaya hidup yang selalu dinamis.
Keragaman budaya Indonesia
saat ini telah sering dimanfaatkan sebagai sumber gagasan dalam pengembangan
produk interior rumah tangga. Bentuk-bentuk peninggalan tradisi dari suku-suku
dan bentuk kepercayaan masyarakat di Nusantara yang kaya dan beragam menjadi sumber
gagasan yang tiada habisnya. Pemanfaatan sumber daya alam lokal menjadi
alternatif yang menarik dalam mengembangkan produk kerajinan rumah tangga yang
unik baik bagi pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Berikut ini beberapa contoh
produk interior yang dapat dikembangkan dengan terispirasi budaya Nusantara.
|
Gambar 2.1 Hiasan dinding
cermin Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi |
Bentuk jendela kayu dengan ukiran
dari Jepara yang seringkali dipakai sebagai hiasan dinding. Keberadaannya sebagai
bagian dari elemen dekoratif interior rumah menambah keindahan estetik rumah
bagi penghuninya. |
|
Gambar 2.2 Lampu meja
bermotif mega mendung Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi |
Lampu meja berbentuk dome dengan
ukiran bermotif mega mendung berbahan tembaga atau tembikar. Lampu meja digunakan
sebagai alat penerangan fungsional namun juga sebagai elemen estetik pada penataan
interior rumah. |
|
Gambar 2.3 Hiasan dinding Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi |
Hiasan dinding berbentuk
daun yang terinspirasi dari berbagai bentuk daun dan bunga yang mudah
ditemukan di alam Indonesia. Dibuat dari bahan logam tipis. |
|
Gambar 2.4 Benda pakai kebutuhan
sehari-hari Sumber gambar:Kemdikbud/Tina Kamihadi |
Benda pakai kebutuhan
seharihari seperti nampan, termos, gelas, dengan motif dan ragam hias khas
Nusantara. |
MATERI PRODUK AKSESORIS INTERIOR NUSANTARA
PRODUK AKSESORIS INTERIOR RUMAH TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA NON OBJEK
Rumah adalah tempat dimana
kita menghabiskan waktu terbanyak setelah sibuk dengan aktivitas sehari-hari.
Rumah menjadi tempat dimana kita beristirahat, melakukan aktivitas bersama
keluarga ataupun teman, dan bahkan mengerjakan hobi kita. Sebuah rumah yang
tertata dengan dihiasi produk-produk aksesoris rumah tangga (home decor) yang
menarik tentunya akan membantu kita untuk lebih betah dan nyaman di rumah.

Gambar 2.5 Produk Aksesoris
Interior
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi
Fungsi produk aksesoris
interior rumah tangga secara umum terbagi menjadi fungsi pakai dan fungsi
dekoratif (hias). Produk aksesoris interior rumah tangga dengan fungsi pakai dibuat
terutama untuk memenuhi nilai guna dari produk tersebut. Sementara produk
aksesoris interior rumah tangga dengan fungsi hias dibuat dengan mengutamakan
nilai estetis/keindahannya sebagai elemen dekoratif pada ruangan. Dewasa ini,
kita sering menemukan produk aksesoris interior rumah tangga yang tidak hanya
memiliki fungsi pakai, namun juga didesain unik dan menarik sehingga tetap
sesuai untuk menjadi elemen dekoratif ruangan rumah tinggal. Hal ini bertujuan
untuk menambah nilai ekonomis/nilai jual dari produk aksesoris interior rumah
tangga yang dibuat. Produk yang bernilai guna dan unik serta menarik disaat
yang bersamaan akan lebih diminati oleh masyarakat luas.
Dalam membuat produk kerajinan
aksesoris interior dengan fungsi utama sebagai elemen dekoratif ruang, maka
perlu adanya beberapa unsur penting yang harus dipertimbangkan seperti: keterampilan
tangan (kemampuan teknik pembuatan), unsur ragam hias serta unsur estetika yang
melingkupi bentuk, warna dan komposisi. Kemampuan memodifikasi berbagai bahan
dan teknik lokal akan menghasilkan produk kerajinan yang unik dan segar.
Pada unit satu, telah
dijelaskan bahwa sumber inspirasi budaya Nusantara bagi produk kerajinan dapat
bersumber dari objek/artefak Nusantara dan dari bentuk budaya Nusantara non
objek. Unit ini akan fokus kepada pengembangan produk aksesoris interior rumah
tangga yang terinspirasi dari bentuk budaya Nusantara non objek.
CONTOH PRODUK INTERIOR FUNGSI PAKAI YANG TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA
NON OBJEK TEMPAT LILIN

Gambar 2.6 Tempat lilin -
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi
Contoh pengembangan bentuk
tempat lilin yang bernilai fungsi namun tetap mengutamakan estetika sebagai
elemen dekorasi interior, terispirasi dari lekuk tubuh penari tradisional (penyederhanaan
bentuk/simbol). Lekuk tubuh penari diinterpretasikan dalam simbol garis tipis
sederhana yang menghasilkan desain produk kerajinan logam yang modern dan unik.
CONTOH PRODUK INTERIOR FUNGSI HIAS YANG TERINSPIRASI BUDAYA NUSANTARA
NON OBJEK HIASAN DINDING

Gambar 2.7 Hiasan Dinding dari
Topeng Kayu
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi
Pengembangan fungsi topeng
(karakter) yang biasanya digunakan dalam upacara masyarakat adat Sulawesi
menjadi hiasan dinding sebagai bagian dari fungsi dekoratif interior.
Materi Sumber Daya Dan Nilai Ekonomis Produk
Pengelolaan Sumber Daya dan Nilai Ekonomis
Membicarakan mengenai sumber
daya pada produk kerajinan yang dipersiapkan sebagai produk komersil akan
selalu berhubungan dengan kemampuan manjemen usaha produk. Manajemen berkaitan erat
dengan berbagai bidang, bentuk, dan organisasi serta tipe kegiatan. Dalam
manajemen usaha terdapat enam unsur yang saling berkaitan.
1. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia merujuk
pada kemampuan keterampilan manusia yang terlibat dalam produksi produk dan
pemasarannya. Pilihan kemampuan teknik yang telah terkuasai dengan baik memudahkan
produksi kerajinan.
2. Sumber keuangan
Modal usaha atau modal awal
merupakan salah satu unsur yang penting untuk dipertimbangkan. Dalam
perhitungan keuangan, tidak hanya modal usaha yang harus dipertimbangkan,
tetapi juga Breakeven Point-nya yang akan mempengaruhi penentuan harga jual
dari produk kerajinan yang dibuat.
3. Materi/bahan
Pada produksi kerajinan,
pemilihan bahan setengah jadi dan bahan jadi merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan. Kemudahan dalam mendapatkan bahan, peluang inovasi, efektivitas.
dan lain-lain berhubungan langsung dengan bahan produk kerajinan yang akan
dipilih.
4. Mesin/alat
Ketersediaan alat yang
dibutuhkan untuk membuat produk kerajinan mempermudah efisiensei rjka dalam
proses produksi
5. Metode
Metode yang dimaksudkan di
sini adalah penetapan pelaksanaan kerja tugas yang diberikan secara seefisien
mungkin baik secara waktu, keuangan, maupun pemasaran.
6. Pasar
Pemasaran adalah faktor
penting pada kesuksesan produk kerajinan. Target pasar dan produk yang tepat
dapat mempermudah penjualan produk yang dihasilkan. Perhatikan juga daya beli
pasar dalam perhitungan harga produk.
Sumber daya lokal sebagai bahan produk kerajinan
Indonesia memilki potensi alam
yang sangat kaya. Hal ini didukung oleh area daratan dan lautan Nusantara yang
terdiri dari pulau-pulau yang menyebar dengan kondisi alam yang berbeda-beda.
Setiap daerah di Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam dan buatan
yang berbeda-beda pula, dan dapat dijadikan ciri khas dari produk kerajinan aksesoris
interior rumah tangga yang akan dibuat.
Beberapa sumber daya alam yang
banyak tersedia di daerah-daerah di Nusantara antara lain adalah: bambu, kayu,
rotan, batuan alam, logam, batok kelapa, kerang, tanah liat, benang rami,
katun, dan lain sebagainya.
1. Tanah liat
Tanah liat adalah bahan yang
mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahan tanah liat sedari
dulu telah dimanfaatkan dalam pembuatan gerabah dapur dan kehidupan
sehari-hari. Karakteristik tanah liat yang fleksibel, lunak dan mudah dibentuk,
membuat tanah liat cukup populer untuk dipilih sebagai bahan utama pembuatan
produk kerajinan.
2. Logam
Karakteristik bahan logam
mudah dibentuk dengan teknik cetak, serta memberikan tampilan yang unik dan
menarik, menjadikan bahan ini menjadi salah satu bahan favorite dalam
pembuatan produk kerajinan.
3. Tali
Tali merupakan bahan yang saat
ini memiliki banyak ragam pilihan tekstur dan warna baik yang terbuat dari
serat alam maupun serat sintetis. Karakteristik tali yang lemas, fleksibel dan
mudah dibentuk simpul, memberikan kebebasan bagi perajin untuk membuat berbagai
produk.
SUB UNIT 2 : PERANCANGAN PRODUK
Materi Pengolahan Bentuk/Ragam Hias
Pengolahan bentuk dan ragam hias dibedakan melalui
perwujudannya
1. Bentuk figuratif
(realis/representatif)

Gambar 2.16 Patung
Sumber gambar: detik.com/Rifkianto Nugroho/2021
Merupakan tiruan
dari bentuk alam seperti tumbuhan, binatang ataupun manusia. Bentuk figuratif
mengangkat bentuk yang nyata sesuai aslinya, tanpa mengubahnya menjadi bentuk
abstrak.
2. Bentuk nonfiguratif
(imajinatif/nonrepresentatif)

Gambar 2.17 Pajangan
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi
Merupakan kebalikan dari bentuk figuratif, dimana bentukan ini berusaha
melepaskan diri dari bentuk-bentuk tiruan yang ada di alam. Bentuk nonfiguratif
biasanya memiliki sifat abstrak.
Contoh eksplorasi bentuk/ragam hias figuratif dan
nonfiguratif.

Gambar 2.18 Eksplorasi bentuk
dan ragam hias
Sumber Gambar Kemdikbud/Tina Kamihadi
SUB UNIT 3 : PEMBUATAN PRODUK
Materi Eksplorasi Teknik
Teknik Makarame
Teknik makrame biasanya dibuat dengan memanfaatkan
bahan tali, teknik ini telah lama dikenal luas di Indonesia sebagai pilihan teknik
yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan. Pemanfaatan teknik
makrame tidak terbatas pada produk kerajinan fesyen, namun juga merambah pada
produk-produk aksesoris interior rumah tangga. Teknik makrame banyak digunakan
tidak hanya karena kemudahan mendapatkan bahan yang diperlukan, namun juga
karena teknik ini cenderung sederhana dan fleksibel untuk digunakan sesuai kebutuhan.
Dewasa ini, teknik makrame yang digunakan pada bahan tali seringkali
dimodifikasikan dengan berbagai bahan yang berbeda seperti logam, kayu, tanah
liat/gerabah dan lain-lain. Modifikasi bahan dan teknik ini menghasilkan produk
kerajinan aksesoris interior rumah tangga yang beragam, menarik dan inovatif
serta bernilai jual tinggi.
Teknik makrame adalah seni mengikat dengan berbagai
jenis simpul sehingga membentuk pola tertentu. Keterampilan membuat bermacam-macam
simpul ini dengan kombinasi yang berbeda-beda akan menghasilkan beragam variasi
tekstur dan motif yang sangat luas. Jenis tali yang seringkali dipakai dalam
pembuatan produk kerajinan dengan teknik makrame sangat bervariatif, antara
lain tali katun, tali rami, benang wool, tali kapal, dan lain sebagainya

Gambar 2.22 Teknik makrame
Sumber gambar: merdeka.com/2020
Teknik Dasar Makrame




Gambar 2.23 Teknik dasar
makrame
Sumber gambar:Plenary Publications International,
Incorporated, New York/Sue, Laura dan Rachel Preston, Deborah Susswein/84
Teknik Membentuk dengan Tanah Liat
Pembuatan bentuk dengan tanah liat baik dalam bentuk
relief ataupun 3D (patung) umum dipakai dalam pembuatan produk kerajinan. Tanah
liat yang memiliki karakteristik yang lunak dan sangat mudah dibentuk memberikan
kemungkinan perkembangan bentuk dan relief yang sangat kaya. Berikut adalah
beberapa teknik yang seringkali dipakai dalam pembuatan bentuk/ragam hias dengan
memanfaatkan bahan tanah liat:
1. Teknik pinching
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan tekanan yang dilakukan
dengan jari tangan untuk mencapai bentuk yang diinginkan. Setelah bentuk yang
diinginkan tercapai, maka dapat dilanjutkan dengan menghaluskan bentuk
menggunakan kuas atau kain halus.
2. Teknik pilin/coiling
Teknik membuat bentuk dengan memilin tanah liat
seperti tali. Ukuran setiap pilinan dapat disesuaikan dengan keinginan.
3. Teknik slab
Teknik membuat bentuk dengan membuat tanah liat
membentuk lempengan yang ditumpuk. Tumpukan lempengan tersebut kemudian dapat
dibentuk dengan menggunakan alat butsir.
4. Teknik cetak/casting
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cetakan dari
bentuk yang diinginkan terlebih dahulu. Bahan tanah liat yang akan digunakan
untuk membuat bentuk akan dijepitkan pada cetakan yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu menggunakan cetakan bivalve (cetakan yang memiliki dua sisi
simetris).
Tulisan disarikan dari tirto.id/Anissa Wakidah/2021

Gambar 2.24 Teknik membentuk
dengan tanah liat
Sumber gambar: Unsplash/Alex Jones/2021
Setelah tanah liat selesai dibentuk, maka dapat
dilakukan pengeringan dengan memanfaatkan rak-rak pengering. Sebaiknya tanah
liat dikeringkan dalam suhu ruang untuk menghindari retak. Pada saat tanah liat
telah benar-benar kering, maka dapat dilakukan pembakaran dengan memanfaatkan
oven/kiln dan dilanjutkan dengan proses pengglasiran keramik.
Materi Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Produk Kerajinan
Pengaruh Pendekatan Ergonomis Pada Desain &
Pengembangan Produk
Ergonomis berasal dari kata ergonomi yang berarti metoda
dalam perancangan produk atau furniture agar sesuai dengan kebutuhan dan
kenyamanan pengguna. Ergonomis adalah kata sifat dari ergonomi yang berarti
desain yang bersifat ergonomi dimana desain disesuaikan dengan kebutuhan dan
kenyamanan pengguna.
Dalam mengembangkan sebuah produk aksesoris interior
dan eksterior, kita dapat menggunakan beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan
yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan analisis bentuk yang ergonomis.
Pendekatan ergonomis pada sebuah desain produk akan memastikan pengguna dapat
menggunakan produk yang dihasilkan dengan lebih nyaman dan mudah.
Pengembangan produk yang memiliki kesadaran ergonomis
membutuhkan target pengguna yang jelas. Misalnya produk tersebut akan digunakan
oleh perempuan atau laki-laki, dewasa ataupun anakanak. Selain itu, produk yang
dihasilkan sebaiknya memberikan rasa nyaman secara fisik kepada pengguna
contohnya pada kursi kerja, dimana bentuk lengkung dan proporsi kursi
menentukan rasa nyaman pengguna saat duduk untuk waktu yang lama. Selain aman
dan nyaman, produk kerajinan juga harus mudah untuk digunakan atau dipegang,
sehingga pengguna tidak malas ketika harus menggunakan produk yang dibuat.
Contoh pertimbangan ergonomis saat mendesain produk:
|
|
Pada gambar kiri, produk
penyimpanan dengan posisi berdiri menyebabkan kelelahan pada lengan pengguna.
Gambar kanan, desain memikirkan analisis ergonomis sehingga lengan dapat
tetap sejajar dengan tubuh. Posisi ini dapat mengurangi kelelahan saat
beraktivitas. |
|
|
Penerapan ergonomis pada
alat pemotong (tang). Gambar kiri akan menyebabkan kelelahan pada pergelangan
tangan. Sementara bentuk yang berbeda dapat menghindarkan kelelahan yang
sama. |
|
|
Posisi pergelang tangan saat
menggunakan produk usahakan dapat tetap sejajar. |
|
|
Benda pakai kebutuhan
seharihari seperti nampan, termos, gelas, dengan motif dan ragam hias khas Nusantara. |
|
|
Contoh lain adalah
keberadaan lampu setempat untuk membantu kegiatan membaca, bekerja, belajar,
dll. Penggunaan lampu belajar membantu mata kita untuk tidak mudah lelah. |
Gambar 2.25 Prinsip-prinsip
Ergonomis
Tulisan disarikan dari 10 Principles of Ergonomics;
©Dan MacLeod, 1990, 2008
Materi Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual
Cara Menghitung Biaya Produksi dan Harga Jual Menghitung
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang
selama proses pengelolaan pembuatan produk dengan tujuan menghasilkan produk
yang siap dipasarkan. Contoh: Peserta didik memproduksi cermin dengan output
barang jadi sebanyak satu sampai tiga variasi bentuk cermin (unit) untuk
dijual. Berikut adalah contoh rincian biaya satuan produksi cermin :
Biaya pembelian bahan baku = Rp 50.000,00
Biaya tenaga = Rp 50.000,00
Biaya listrik = Rp 5.000,00
Biaya sewa peralatan = Rp 5.000,00
Kemasan = Rp 20.000,00
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan
satu produk cermin = Rp130.000,00 per unit.
Berdasarkan total pengeluaran tersebut, selanjutnya
ditentukan biaya produksi untuk jumlah cermin yang diproduksi dengan cara mengalikan
total biayanya dengan total jumlah produk.
Perhitungannya adalah Rp130.000,00 x 3 = Rp390.000,00
Jadi total biaya produksi = Rp390.000,00
Total BEP yang didapat dari hasil perhitungan di atas
dapat membantu menentukan harga jual produk sebagai berikut:
Menghitung Harga Jual
Bagaimana menghitung harga jual sehingga wirausaha
sederhana yang kita rintis dapat memperoleh laba dan mengalami pertumbuhan? Kenaikan
(markup) biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya produk. Harga
Jual = Harga Produk + (Harga Produk × % Markup)
Perhitungannya adalah Rp130.000,00 + (Rp130.000,00 ×
20%) = Rp156.000,00.
Jadi, harga jual produk menjadi Rp156.000,00 per unit.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar