BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK SEBAGAI BAHAN MATERI UJIAN MID SEMESTER GANJIL SENI BUDAYA KELAS XI TERAPAN DAN IKL_T.P. 2023-2024
Menciptakan Karya Seni Rupa yang Berdampak Bagi Lingkungan
Sekitar
A.
Permasalahan lingkungan dan sosial di sekolah
Peserta didik tentu menjumpai atau bahkan mengalami permasalahan
selama berada di sekolah . Permasalahan yang dijumpai atau dialami tersebut
mungkin tidak diabaikan karena dianggap biasa, tidak berdampak langsung pada
dirinya, atau karena sudah dianggap perilaku umum yang biasa. Setidaknya
terdapat dua masalah umum di lingkungan sekolah, yaitu masalah lingkungan hidup
dan masalah sosial.
Masalah lingkungan
hidup misalnya:
Ø
Sampah yang
bercecer.
Ø
Tanaman hias yang
rusak.
Ø
Kebisingan yang
mengganggu konsentrasi.
Ø
Kepengapan ruangan,
dan lain lain.
Masalah sosial, misalnya:
Ø
Perundungan (bullying) dalam bentuk perkataan atau perbuatan.
Ø
Intoleransi antar
peserta didik.
Ø
Membolos sekolah,
dan lain lain.
Permasalahan yang ada di lingkungan sekolah tersebut perlu untuk
diatasi atau diselesaikan. Dapatkah kita berpatisipasi mengatasi masalah tersebut
dengan bentuk yang kreatif melalui seni rupa? Bagimana caranya?
1. 1. Cara Mengurai Masalah
Seperti telah diurakan pada materi terdahulu, masalah adalah keadaan yang tidak sesuai
dengan norma, ketentuan, dan aturan yang disepakati. Untuk melihat ada
tidaknya masalah adalah melihat ada tidaknya dampak atau akibat. Misalnya, kita
melihat ada salah seorang teman kita menjadi tidak berani untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan di kelas. “tidak berani bertanya” adalah dampak atau akibat
dari sesuatu. Setelah ditanya, ternyata teman anda itu ketika bertanya selalu
ditertawakan oleh yang lain. Dalam kalimat sederhana kita bisa menuliskan
seperti berikut:
Dampak yang terlihat
: malu bertanya.
Penyebabnya :
ditertawakan temannya (di-bully).
Secara umum, permasalahan yang ada di lingkungan sekolah dapat
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu masalah lingkungan fisik dan
masalah sosial.
Masalah lingkungan
fisik adalah masalah yang berhungan dengan benda, alam, dan keruangan (space). Sedangkan masalah sosial adalah masalah yang berhubungan
dengan kebiasaan, perilaku, dan hubungan antar manusia.
Bagaimana cara
menguraikan sebuah masalah?
a.
Tentukan masalahnya
apakah masalah lingkungan atau masalah sosial.
b.
Sebutkan dampak yang
teramati.
c.
Lanjutkan dengan
mengajukan pertanyaan terhadap dampak tersebut, dengan metode 5 W - 1 H (what, where, when, who, why, dan how).
d.
Buat alternatif
jawaban dari pertanyaan tersebut.
2. 2. Explorasi Pemecahan Masalah Teknik Peta Konsep (Mind Map)
Teknik mind map membantu kita untuk menggambarkan suatu
permasalahan. Terdapat empat model mind map,
yaitu:
a.
Pohon Jaringan (Network Tree).
Model Pohon Jaringan cocok digunakan untuk menggambarkan (menvisualisasi
kan) hubungan sebab – akibat.
b.
Rantai Kejadian (event chain).
Model ini cocok utuk menggambarkan urutan kejadian.
c.
Model siklus (cycle concept map).
Model ini cocok
untuk menggambarkan rangkaian kejadian yang berulang.
d.
Model Jaring Laba
Laba (spider concept map)
Model ini cocok
untuk proses mengembangkan gagasan atau menggambarkan curah pendapat.
3. 3. Teknik membuat mind map.
Pokok masalah yang sudah di rumuskan, kita sajikan dalam bentuk
peta konsep. Sediakan kertas gambar ukuran minimal A3 (buku gambar besar),
pesil berwarna atau spidol berwarna agar menarik.
Langkah langkah pembuatannya sebagai berikut:
a.
Tuliskan pokok
masalah di tengah kertas, sebagai ide utama.
b. Tuliskan beberapa
ide yang berhubungan dengan ide utama. Untuk mempermudah dapat menggunaka kata
penghubung, misalnya “terdiri atas”, “menggunakan”, disebabkan oleh” dan lain
lain. Kemudian hubungkan dengan garis ide utama dengan ide sekunder.
c. Tulis ide ketiga
dari ide – ide sekunder, kemudian hubungkan dengan garis. Demikian selanjutnya
sampai ide yang ingin ditulis selesai.
d. Pewarnaan dapat
digunakan pada kelompok sejenis. Dapat pula dibubuhi gambar pada bagian yang
dianggap perlu supaya menarik dan mudah diingat.
B.
Perancangan
Karya Seni Rupa
1.
Eksplorasi gagasan karya
Sebuah karya merupakan hasil dari sebuah proses kreasi bertahap
dari mulai munculnya kebutuhan, pengembangan gagasan alternatif karya,
pemodelan, uji coba karya/produk, dan terahir dibuat karya finalnya. Didalam
proses kreasi, seorang kreator akan melakukan eksplorasi gagasan, yaitu mengembangkan
kemungkinan-kemungkinan atau alternative gagasan untuk berkarya. Agar menemukan
berbagai kemungkinan, kita harus berpikiran terbuka, yaitu membiarkan
gagasan-gagasan itu muncul. Membiarkan imajinasi anda “bermain” dengan leluasa
dan gembira. Dalam proses ini hindarkan untuk melakukan kritik atau penilaian
terhadap gagasan yang muncul, hindarkan perasaan “takut salah”, karena akan
menjadi penghambat proses eksplorasi gagasan. Gunakan beberapa lembar kertas
untuk membuat sketsa atau coretan tulisan selama proses eksplorasi berlangsung.
Setelah kita menemukan beberapa alternatif gagasan berkarya. Kita memilih
gagasan yg kita nilai paling bagus dan dapat diwujudkan menjadi karya. Beberapa
pertanyaan dapat kita gunakan untuk membantu menentukan pilihan agar gagasan
tersebut dapat diperkirakan cara mewujudkannya, misalnya:
v
Gagasan yang manakah
menurut anda yang paling menarik atau paling bagus?
v
Bagaimana gagasan
tersebut dapat diwujudkan menjadi karya?
v
Alat dan bahan apa
saja yang harus disediakan untuk mewujudkannya?
v
Bagaimana cara
mengerjakannya?
2.
Merancang Karya Persuasif
Salah satu cara agar karya memiliki dampak kepada lingkungan
sekitar adalah merancang karya yang memiliki pesan persuasif. Pesan persuasif
adalah pesan yang dapat mempengaruhi atau meyakinkan orang lain, yaitu karya
yang dapat menggugah kesadaran, mengingatkan, meyakinkan atau menginspirasi perubahan
perilaku warga sekolah. Beberapa cara untuk membuat karya dengan pesan
persuasif:
a.
Ajakan untuk
melakukan sesuatu sesuai yang kita kehendaki, contohnya: Mari kita mulai untuk
datang tepat waktu, buanglah sampah pada tempatnya.
b.
Satir (sindiran
halus), contohnya : orang bijak taat pajak, terima kasih anda tidak merokok
disini, jangan sia-siakan masa mudamu Bersama narkoba.
c.
Pesan larangan atau
ancaman, contohnya: dilarang menginjak rumput, membuang sampah ke sungai
melanggar undang undang dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara.
d.
Menunjukkan dampak
negatif dari masalah, contohnya: rokok membunuhmu, narkoba membawamu ke neraka.
e.
Mengalih fungsikan
masalah menjadi hal positif yang berguna, contohnya: mengubah sampah menjadi
kerajinan, mewarnai tempat kumuh menjadi lebih cerah.
Mengolah pesan
persuasif dapat berupa pesan tersurat (seperti dalam bentuk kalimat) atau pesan
tersirat yang membuat orang lain sadar, melalui karya seni rupa bisa dilakukan
dalam bentuk karya dua dimensi atau tiga dimensi. Karya dua dimensi misalnya
dalam bentuk poster, lukisan dan lain lain. Karya tiga dimensi misalnya dalam
bentuk kerajinan atau benda fungsional dan lain lain.
Berdasarkan peta konsep yang sudah dibuat, tentukan salah satu konsep yang menurut anda paling menarik untuk dibuat karya dengan pesan persuasif.
3.
Membuat sketsa atau gambar kerja karya persuasif
Sebelum
kita lebih jauh membahas pross dan tahapan dalam membuat sebuah karya
persuasive yang orientasinya memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari,
terlebih dahulu kita perlu memahami apa itu karya persuasive dan bagaimana
hubungannya dengan dunia seni rupa.
Dalam
keilmuan seni rupa, terdapat dua kelompok global dalam karya seni rupa yaitu
seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi.
Karya
seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua sisi saja,
yaitu panjang dan lebar. Karya seni ini tidak memiliki sisi yang ketiga, yaitu
ruang. Jenis Karya seni Rupa Dua Dimensi antara lain sebagai berikut :
a. Gambar
Gambar merupakan
salah satu jenis karya seni rupa dua dimensi yang identic dengan pembuatannya
dengan menggunakan media pensil, pena, dan sejenisnya. Dalam perkembangannya,
karya seni rupa dua dimensi yang berupa gambar berkembang dalam wujud lukisan,
yang kemudian berdiri sendiri dengan beragam gaya dan alirannya.
Contoh karya seni
rupa berupa gambar dan lukisan.
Desain
Komunikasi Visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di
Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah penggambaran
untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide
atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi
Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs),
gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf
(tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indra
penglihatan. Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan
penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna
selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang
melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya. Desain komunikasi visual adalah sebuah bidang yang sangat
penting dalam dunia desain grafis dan komunikasi. Ini melibatkan penggunaan
elemen-elemen visual, seperti gambar, teks, warna, dan grafik, untuk
menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens dengan cara yang efektif dan
menarik. Berikut ini beberapa ulasan tentang desain komunikasi visual:
1. Kekuatan Visual: Desain komunikasi visual
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membujuk audiens dengan cara yang
sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ini dapat memicu emosi, menciptakan
identitas merek yang kuat, dan bahkan memengaruhi perilaku konsumen.
2. Estetika dan Kreativitas: Salah satu aspek yang paling
menarik dari desain komunikasi visual adalah kreativitas yang tak terbatas.
Desainer memiliki kebebasan untuk menggabungkan elemen-elemen visual dengan
cara yang inovatif dan menarik.
3. Kesesuaian dengan Tujuan: Desain komunikasi visual harus
selalu relevan dengan tujuan komunikasinya. Apakah itu untuk mempromosikan
produk, menyampaikan informasi, atau menyuarakan pesan sosial, desain harus
dibuat dengan tujuan tersebut sebagai prioritas utama.
4. Konsistensi Merek: Dalam konteks bisnis, desain
komunikasi visual yang konsisten adalah kunci untuk membangun merek yang kuat.
Logo, warna, tipografi, dan elemen desain lainnya harus konsisten di semua
materi komunikasi untuk menciptakan identitas merek yang mudah dikenali.
5. Desain Responsif: Di era digital, desain
komunikasi visual harus responsif dan sesuai dengan berbagai platform, termasuk
situs web, media sosial, dan perangkat seluler. Ini penting agar pesan dapat
diakses oleh berbagai audiens di berbagai perangkat.
6. Penekanan pada Keterbacaan: Dalam desain komunikasi visual,
keterbacaan sangat penting. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami, dan
teks harus ditempatkan dengan cermat untuk memastikan pesan dapat dibaca dengan
jelas.
7. Penggunaan Warna yang Bijak: Warna memiliki kekuatan besar
dalam mempengaruhi suasana hati dan persepsi. Desainer harus memilih palet
warna dengan bijak sesuai dengan tujuan komunikasi, target audiens, dan merek.
8. Desain Inklusif: Desain komunikasi visual juga
harus inklusif dan mempertimbangkan kebutuhan audiens yang beragam. Ini
termasuk mempertimbangkan aksesibilitas untuk individu dengan disabilitas.
9. Penggunaan Teknologi: Teknologi terus berkembang dan
mengubah cara desain komunikasi visual dibuat dan dikonsumsi. Desainer harus
tetap terupdate tentang perkembangan teknologi terbaru dan memanfaatkannya
dengan bijak dalam karya mereka.
10. Pentingnya Penelitian: Sebelum membuat desain,
penelitian adalah langkah yang penting. Ini termasuk memahami audiens, pesan
yang ingin disampaikan, dan konteks komunikasi.
Secara keseluruhan, desain komunikasi visual adalah
alat yang kuat dalam menyampaikan pesan dan memengaruhi audiens. Dengan
pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip desain dan perhatian terhadap
detail, desainer dapat menciptakan karya yang memukau dan efektif dalam
mencapai tujuan komunikasi.
Jenis
dan contoh karya Desain Komunikasi Visual
v Poster
![]() |
|||
![]() |
|||
v Baliho
v Spanduk
v Stiker
v Brosur
Dari
ulasan materi di atas, peserta didik akan difokuskan pada pemilihan Poster
sebagai produk karya seni rupa yang berdampak untuk dipraktekkan di kelas
secara berkelompok.
FOKUS MATERI PRAKTIKUM
Apa itu Karya
Seni yang Berdampak?
Karya seni yang berdampak merupakan karya yang memiliki pengaruh
untuk merubah pengetahuan, kesadaran, dan juga perilaku lingkungan dari kurang
baik menjadi baik. Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan karya seni rupa
yang berdampak.
1.
Menemukan isu/masalah yang aktual di lingkungan
2.
Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
untuk memahami masalah tersebut.
3.
Mengidentifikasi masalah menggunakan
teknik peta konsep (mind mapping).
4.
Mendokumentasikan isu/masalah
5.
Membuat karya seni berdasarkanisu/masalah
beserta solusinya
Contoh
karya seni rupa yang berdampak
Pada
contoh berikut, akan didominasi oleh karya seni rupa berupa poster. Terkait
dengan poster akan kita bahas pada materi berikutnya, namun contoh-contoh dari
karya seni rupa yang berdampak dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.
DAFTAR
PUSTAKA
Subarnas, Bambang.
(2021). Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SMA/SMK Kelas XI.
Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan










