SEMESTER
GENAP_T.P. 2023-2024
PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN SUB KERAJINAN
UNIT 3 : PRODUK AKSESORIS EKSTERIOR DENGAN
MEMANFAATKAN BAHAN LOKAL
MATERI PRODUK AKSESORIS EKSTERIOR RUMAH TANGGA
BERDASARKAN SUMBER DAYA LOKAL
PRODUK AKSESORIS EKSTERIOR BERDASARKAN SUMBER DAYA LOKAL
Pemanfaatan sumber daya alam lokal kerap ditemui dalam
pembuatan produk kerajinan di Indonesia. Pemakaian sumber daya alam seperti tanah
liat, bambu, kayu, daun pandan, rotan menghasilkan ciri khas yang dapat
memberikan sentuhan unik pada produk kerajinan yang dibuat. Produk kerajinan
dengan fungsi aksesoris rumah tangga saat ini seringkali mengangkat ciri khas
Nusantara, baik dalam bentuk ragam hias maupun bahan dan teknik yang digunakan.
Berikut adalah beberapa contoh produk kerajinan fungsi aksesoris eksterior yang
memanfaatkan bahan alam yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
1. Gerabah tanah liat

Gambar 3.1 Pot tanaman dari
tanah liat
Sumber gambar- Kemdikbud/Tina Kamihadi
Penggunaan tanah liat untuk membuat gerabah banyak
ditemukan di seluruh pelosok Nusantara. Hal ini juga didukung oleh ketersediaan
bahan yang mudah ditemukan di Indonesia. Perkembangan teknik dan model gerabah
juga sangat dipengaruhi oleh budaya di masing-masing daerah. Gerabah dibuat
dengan tujuan aneka fungsi, salah satunya untuk pot tanaman.
2. Aksesoris eksterior terbuat dari kayu

Gambar 3.2 Washtafel dari
kayu dan batang pohon
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina kamihadi
Kayu merupakan bahan alam yang banyak dimanfaatkan
sebagai produk aksesoris eksterior rumah tangga. Karakteristiknya yang keras dan
tahan cuaca menjadi alasan utama. Di taman sering ditemukan meja dan kursi dari
bahan kayu. Pada gambar memperlihatkan Washtafel yang dibuat dari ukiran
kayu dan diletakkan di atas batang pohon mati.
Produk Kerajinan Aksesoris Rumah Tangga Khas Nusa
Tenggara Timur

Gambar 3.3 Sarung bantal kain
tenun tradisional
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina kamihadi/2022
Kerajinan tangan menenun telah dilakukan secara
turun-temurun oleh kaum wanita di masyarakat Nusa Tenggara Timur. Kain tenun
ini dibuat dengan mengangkat motif tradisional daerah yang kaya dengan
bentukbentuk geometris berwarna alam. Dewasa ini kain tenun tradisional wilayah
Nusa Tenggara Timur kerap dimanfaatkan sebagai produk aksesoris rumah tangga (home
decor). Contohnya sebagai sarung bantal yang dapat digunakan untuk
mempercantik ruang dalam maupun luar rumah.

Gambar 3.4 Berbagai bentuk
keranjang dari daun lontar
Sumber gambar: Kompas.com/Muhammad Irzal Adikurnia/2018
Pohon lontar adalah bahan yang banyak ditemukan di
daerah Nusa Tenggara Timur. Pemanfaatan lontar saat ini telah dikembangkan menjadi
berbagai produk kerajinan aksesoris rumah tangga, berupa keranjang dan
kontainer yang memiliki nilai fungsi dan juga nilai ekonomis.

Gambar 3.5 Kerajinan bambu
Sumber gambar: fortuna.press/2021
Bambu merupakan bahan lokal yang cukup mudah ditemui
di daerah Nusa Tenggara Timur. Karakteristik bambu yang lentur tetapi kuat dan
tahan terhadap cuaca, menyebabkan tanaman ini ini tidak hanya dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan namun juga menjadi bahan pembuatan produk kerajinan
aksesoris rumah tangga, seperti perabot rumah tangga, baik untuk di ruang
interior maupun eksterior.

Gambar 3.6 Bangku teras yang
terbuat dari kayu
Sumber gambar: Kemdikbud/Tina Kamihadi
Pemanfaatan kayu keras seperti kayu jati ataupun kayu
pepohonan lainnya sebagai fungsi perabot rumah tangga saat ini berkembang luas di
pulau Rote. Pada gambar terlihat contoh produk kerajinan lokal Pulau Rote
berupa potongan batang pohon kelapa yang telah dihias dengan ukiran khas Pulau
Rote. Produk kerajinan ini dimanfaatkan sebagai tempat duduk di teras (fungsi
eksterior). Motif ukir yang khas memberikan sentuhan estetis yang bernilai jual
tinggi.
UNIT 3 : PRODUK AKSESORIS EKSTERIOR DENGAN
MEMANFAATKAN BAHAN LOKAL
Materi Teknik Pembuatan Produk Kerajinan
Teknik Dasar Anyaman
Pemanfaatan teknik anyam telah dimanfaatkan secara
luas dalam membuat produk kerajinan di Indonesia. Teknik ini seringkali digunakan
secara tradisional untuk membuat bentuk pada bahan-bahan lokal tidak hanya pada
material rotan, namun juga dapat diaplikasikan pada material bambu, daun
lontar, plastik, tali, kawat, kertas, dan sebagainya. Teknik anyam banyak
digunakan untuk membuat tikar,kontainer, lampu, keranjang, perlengkapan rumah
tangga, serta hiasan dinding rumah. Berikut adalah teknik dasar anyaman yang
dapat dipelajari oleh peserta didik.
1. Teknik Dasar
Anyaman

Gambar 3.7 teknik dasar anyaman
Materi disarikan
dari: 10 Teknik Dasar Anyaman Bagi pemula/:ilmuseni.com/Winsen/2016
Teknik anyam saat
ini seringkali dimodifikasikan penggunaannya dengan teknik lain, seperti teknik
kayu dan logam sehingga dapat menghasilkan produk kerajinan yang unik dan
menarik. Berikut ini adalah contoh produk aksesoris interior berupa kontainer
yang memanfaatkan teknik anyam dengan bahan serat alam dan tali.

Gambar 3.8 Berbagai produk kerajinan dengan teknik anyam
Sumber gambar;Kemdikbud/Dewi
Teknik Pembuatan Produk Pada Bambu
Teknik pembuatan produk kerajinan pada bambu selain
dapat memanfaatkan teknik anyam, juga dapat memanfaatkan teknik berikut ini.
·
Teknik potong
Teknik membuat produk kerajinan dengan cara memotong
bahan menjadi dua atau tiga bagian.
·
Teknik sambung
Teknik menyatukan dua bahan atau lebih menjadi satu.
Pada bambu, penyambungan dapat memanfaatkan tali rami ataupun tali ijuk yang
diikatkan pada bagian sambungan.
·
Teknik konstruksi
Teknik pembuatan produk dengan cara menyusun dan
membentuk bambu sesuai model yang telah direncanakan.

Gambar 3.9 Berbagai produk
lampu dari bambu
Sumber gambar: drsampah.com/Jambe9Tutorial/2019
Materi disarikan dari: Macam-macam Teknik untuk Membuat Kerajinan dari
bambu/kumparan.com/2021
Teknik Pahat Pada Kayu
Fungsi teknik pahat adalah untuk menambahkan ornamen
atau ukiran serta merapikan bentuk pada produk kerajinan bambu, kayu, batu, dan
lain-lain. Teknik pahat pada kayu, sebaiknya diaplikasikan pada jenis kayu
lunak, seperti kayu randu, kayu waru, keyu kemiri ataupun pada papan MDF (papan
yang terbuat dari serpihan kayu yang diolah sehingga menjadi padat).
· Teknik carving
Digunakan untuk memotong, mengukir ataupun memotong
pada bagian datar kayu sehingga membentuk model yang diinginkan.
· Teknik chip carving
Dimanfaatkan dalam pembuatan pahatan yang mendetail
pada bidang datar kayu. Teknik ini menggunakan alat khusus yang sangat tajam yang
dapat menghasilkan pahatan yang detail dan rumit seperti pada ukiran batik.
·
Teknik pembakaran kayu
Metode ini digunakan untuk memberikan efek hitam pada
ukiran tahap akhir dengan membakar secara hati-hati sehingga hasil akhir ukiran
terlihat alami.
·
Teknik mengerik/mengikis
Teknik ini paling sederhana untuk dilakukan dan cocok
untuk pemula. Kayu dibentuk dengan mengikis perlahan menggunakan pisau pahat, sehingga
pola ukiran terbentuk.

Gambar 3.10 Teknik Pahat Pada
Kayu
Sumber Antara Foto/Dewi Fajriani/Rei/Mes/2014
Materi disarikan dari Teknik Pahat, Teknik Pembuatan Patung yang
Menarik/Ajun Septa/adahobi.com
UNIT 3 : PRODUK AKSESORIS EKSTERIOR DENGAN
MEMANFAATKAN BAHAN LOKAL
MATERI DISPLAI/PENGEMASAN PRODUK
DISPLAI/PENGEMASAN PRODUK
Kemasan atau displai produk dibuat untuk mencapai
beberapa tujuan seperti:
1. Memberikan perlindungan kepada produk kerajinan itu sendiri.
2. Menciptakan tampilan akhir produk yang profesional dan menarik sehingga
mempermudah proses promosi produk.
Dalam merencanakan displai
atau kemasan produk, perlu dipertimbangkan jenis produk kerajinan yang dibuat.
Pada produk kerajinan dengan bahan yang ringkih, kemasan yang dibuat harus mampu
melindungi produk kerajinan itu sendiri. Penjualan yang dilakukan secara daring
atau melalui media sosial juga perlu memikirkan displai produk, dan photo
produk yang menarik agar dapat menarik minat pembeli. Selain itu, pengemasan
pada saat pengiriman juga harus dipikirkan untuk menghindari kerusakan produk
saat sampai ke konsumen.
Peran Penting Logo
Pada saat membuat kemasan,
keberadaan logo penting tidak hanya untuk memberikan informasi mengenai produk yang
dijual, namun juga untuk menarik perhatian kostumer. Logo yang didesain menarik
akan membantu menambah daya jual produk kerajinan yang dibuat.
Beberapa hal yang penting untuk diingat pada saat
pembuatan logo:
1. Tetapkan tujuan logo yang akan dibuat.
2. Logo sebaiknya disesuaikan gaya dan warnanya dengan target pasar
yang dituju.
3. Desain logo disesuaikan dengan konsep produk.
4. Logo hendaknya memiliki desain yang unik, sederhana, dan fleksibel.
5. Pembuatan logo mengikuti Perkembangan trend yang ada.
Contoh displai dan kemasan

Gambar 3.17 Displai produk kerajinan
Contoh Pengemasan Produk

Gambar 3.18 Contoh pengemasan produk.
MATERI PEMASARAN DAN STRATEGINYA, PEMASARAN DAN STRATEGINYA, STRATEGI
PEMASARAN
Strategi pemasaran disesuaikan dengan kondisi yang
berlaku di daerah masing-masing. Terdiri dari dua kemungkinan strategi
pemasaran produk yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Pemasaran secara online
Pemasaran secara online dilakukan apabila tidak
terdapat kegiatan bazar ataupun gerai toko untuk dijadikan sarana jual beli.
Cara ini juga memungkinkan produk untuk menjangkau konsumen yang lebih luas
sehingga banyak menjadi pilihan.
2. Pemasaran secara offline
Produk ditawarkan secara langsung melalui bazar atau
di toko. Keuntungan jenis pemesaran secara offline adalah konsumen dapat
melihat, mencoba, dan merasakan secara langsung sehingga tidak ada kekecewaan
terhadap produk yang telah dibeli.
Pemasaran Secara Online
Dunia digital saat ini telah dikenal secara luas,
bahkan telah sampai sudut-sudut pelosok di Indonesia. Menurut data, Indonesia
adalah salah satu negara pengguna internet terbesar di dunia. Penggunaan
internet tidak hanya sebagai alat kesenangan belaka, namun juga dapat dijadikan
sebagai alternatif peluang usaha dengan memperkenalkan produk secara daring.
Berikut beberapa pilihan cara untuk memperkenalkan produk secara daring.
1. Website atau blog sendiri
Memberikan kebebasan untuk memperkenalkan produk, mempresentasikan
kualitas produk, memberikan cerita latar belakang produk, dan memasarkan
produk.
2. Membuat toko daring
Toko daring seringkali digunakan sebagai media praktis
untuk melakukan kegiatan jual beli. Di toko daring, foto produk dapat ditampilkan
berikut spesifikasi harga, varian, dan keunggulan produk.
3. Pemanfaatan jejaring sosial
Jejaring sosial di saat ini telah dipakai oleh hampir
setiap orang di dunia. Baik itu Facebook, Instagram, Pinterest, dan sebagainya telah
aktif dimanfaatkan sebagai media untuk saling bersosialisasi dan bertukar
cerita. Media sosial ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperkenal produk,
berikut cerita ataupun konsep yang melatarbelakanginya. Bahkan media sosial
sudah dianggap sebagai sarana penjualan yang efektif dan efisien.
4. Mengikuti platform jual beli
Pemanfaatan forum jual beli seperti Bukalapak,
Tokopedia, Shoppe, dan lain-lain, juga dapat menjadi pilihan dalam mem
perkenalkan produk. Platform ini memberikan pasar yang lebih luas karena jaringan
yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Pemasaran Secara Langsung
Bazar sekolah di akhir tahun seringkali dijadikan
ajang untuk memajang hasil produk peserta didik. Bagi kelas Prakarya Kerajinan,
kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada guru untuk melatih kemampuan
wirausaha peserta didik dalam mempromosikan produk yang mereka buat.
Media pemasaran secara langsung bentuknya sangat
beragam, Sebelumnya hendaknya peserta didik dapat memahami peran dan tujuan
media pemasaran/promosi.
1. Peran media pemasaran/promosi
·
Sebagai sarana edukasi pelanggan.
·
Membentuk merek usaha untuk meningkatkan brand awareness.
·
Membangun loyalitas konsumen.
·
Menarik minat konsumen untuk membeli produk.
2. Tujuan media promosi
·
Meningkatkan volume produksi dan penjualan.
·
Menarik pembeli.
·
Menambah repeat order.
·
Meningkatkan daya tarik produk.
·
Memperoleh support dari pelanggan.
·
Membuka jaringan/networking.
Materi Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual
Cara Menghitung Biaya Produksi dan Harga Jual
1.
MENGHITUNG HPP (Harga Pokok Penjualan) atau BEP (Break
Even Point)
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
seseorang selama proses pengelolaan pembuatan produk dengan tujuan menghasilkan
produk yang siap dipasarkan. Contoh: Peserta didik memproduksi cermin dengan output
barang jadi sebanyak satu sampai tiga variasi bentuk cermin (unit) untuk
dijual. Berikut adalah contoh rincian biaya satuan produksi cermin :
Biaya pembelian bahan baku = Rp 50.000,00
Biaya tenaga = Rp 50.000,00
Biaya listrik = Rp 5.000,00
Biaya sewa peralatan = Rp 5.000,00
Kemasan = Rp 20.000,00
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu produk cermin = Rp130.000,00 per unit.
Berdasarkan total pengeluaran tersebut, selanjutnya
ditentukan biaya produksi untuk jumlah cermin yang diproduksi dengan cara
mengalikan total biayanya dengan total jumlah produk.
Perhitungannya adalah Rp130.000,00 x 3 = Rp390.000,00
Jadi total biaya produksi yang menjadi HPP=
Rp390.000,00
Total BEP yang didapat dari hasil perhitungan di atas
dapat membantu menentukan harga jual produk.
2.
Menghitung Harga Jual
Bagaimana menghitung harga jual sehingga wirausaha
sederhana yang kita rintis dapat memperoleh laba dan mengalami pertumbuhan?
Kenaikan (markup) biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya produk.
Harga Jual = Harga Produk + (Harga Produk × % Markup)
Perhitungannya adalah Rp130.000,00 + (Rp130.000,00 ×
20%) = Rp156.000,00.
Jadi, harga jual produk menjadi Rp156.000,00 per unit.
Terkait margin keuntungan dapat bervariasi tergantung kebijakan dari
perusahaan atau pemilik usaha.
Kalkulasi biaya produksi, harga pokok Penjualan, dan harga jual versi
sederhana.
1.
Biaya Produksi merupakan
gabungan dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Contoh :
Biaya pembuatan satu unit fas bunga berbahan tanah liat :
a.
Harga tanah liat : Rp. 5.000,-
(untuk 1 unit fas bunga)
b.
Upah tenaga kerja untuk 1 unit
fas bunga Rp. 10.000,-
c.
Maka biaya produksi dari 1 unit
fas bunga (5.000 + 10.000 = 15.000)
2.
Harga Pokok penjualan merupakan
gabungan dari biaya produksi ditambah dengan biaya variable dan biaya tetap,
dimana biaya variable dan biaya tetap terkadang ditentukan sebesar 10% sampai
dengan 25% dari biaya produksi, maka jika biaya produksi 1 unit fas bunga Rp.
15.000,;, maka biaya variable dan biaya tetapnya jika ditentukan 25 % sebesar
Rp. 3.750,;
Maka Harga pokok penjualan atau BEP = (15.000 + 3.750 = 18.750)
3.
Harga Penjualan.
Harga penjualan merupakan gabungan dari HPP dengan margin
keuntungan, dimana margin keuntungan biasanya ditentukan sebesar 10 – 25 % dari
HPP.
Jika HPP pembuatan 1 unit fas bunga Rp. 18.750,-, jika margin
keuntungan yang dikehendaki sebesar 20%, maka Harga jualnya : Rp. 18.750 + (Rp. 18.750 x 20%)
=Rp. 18. 750 + Rp. 3. 750
= Rp. 22.500,-
